28 January 2011

Sebuah cerita tentang BULAN~

"Didedikasikan buat seseorang yang ingin mendengar sebuah cerita tentang bulan..."

Bulan... lama juga aku termangu memikirkan tentang bulan. Apa yang harus aku coretkan tentang bulan? Dan kenapa mesti Bulan? Ia berbentuk bulat dan berwarna Jingga, selalu dikaitkan dengan cinta...hmmm!! Kenapa manusia suka sangat dengan bulan? (Idea..idea...idea...datanglah dikau).. Bismillahir Rahmanir Rahim... 

Lalu ku nukilkan sebuah "CERITA TENTANG BULAN"...

Malam tadi sambil menghirup udara malam yang segar aku sempat memerhatikan bulan, memang kalau ditenung lama-lama bulan tu akan terasa indahnya, kecantikan dan keunikan objek tersebut. Pastinya akan timbul persoalan tentang apa sebenarnya yang ada di bulan tu. 

Keasyikan terhadap bulan itu jugalah membuatkan manusia begitu kreatif untuk menghasilkan bermacam-macam istilah, sajak, puisi, pantun, lagu dan sebagainya dengan menggunakan perkataan bulan. Nak cerita pasal bulan ni satu hari rasanya tidak habis, peribasa melayu sahaja ada bermacam-macam yang mengaitkan dengan bulan. Salah satu contoh pantun melayu lama yang menggunakan perkataan bulan ialah: "Anak yu senangin bulan, Bawah bulan pagar jerami, Kalau rindu pandang bulan, Dalam bulan ada kami"

Itu baru sedikit contoh, aku rasa banyak lagi penggunaan bahasa berkaitan dengan bulan ni dalam zaman moden sekarang, contohnya Datang Bulan bagi kaum perempuan, bulan madu bagi pasangan baru kahwin, tengah bulan (bagi kes duit gaji nak habis!), kuih bulan, bulan gelap dan macam-macam lagilah.

Arghh jam di dinding menunjukkan tepat pada pukul 4:54am. Rasanya aku dah semakin merapu dan sebelum aku teruskan merapu meraban ni... baiklah aku tidur je... lagipon time ngantuk mcmni mmg idea bernas jarang nak mai... hehehe...



Malam ini bulan begitu dekat dengan bumi
Meski tak mampu kulihat penuh perupaannya
Tapi segurat tanda dalam cahaya pucat pasi
Memberi erti melirik makna mengungkap tanya 

Malam ini saat pasang di pantai-pantai hati
Mengabarkan kabar sayup-sayup kegembiraan
Meski dingin sepoi malam memecah ombak
Tak terasa dalam keterasingan janggal aku berdoa 

Malam ini saat mata-mata mulai terpejam
Melukis mimpi merajut angan menguak tabir sisi
Mengusir penat seperti mereka yang telah terlelap
seakan enggan kulakukan atas kegusaran anonim

Malam ini saat aku kembali pulang dalam sesal
Ternyata demikian sulit untuk mendedah satu rasa
Menyedari implikasi yang terpendam dalam raga
Mencuba bangkit buat sekadar menyapa…

Saat aku takut menyedari
Adakah sebuah keadaan di sini
Saat hari-hari kemarin telah kulewati
Dan takkan pernah kembali lagi…

No comments:

Post a Comment